Dengan Liburan Bersama, KBKK Mengisi Keakraban Para Anggotanya

0

LIBUR jelas menyenangkan bagi semua orang. Tak terkecuali bagi semua anggota KBKK. Maka dari itu, ketika ada libur nasional akhir pekan cukup panjang –mulai Jumat-Minggu (23-25 Maret 2012) lalu—sebuah acara kekeluargaan dirancang KBKK untuk memperkokoh rasa keakraban dan ikatan persaudaraan di antara para anggota KBKK.

Acara makan siang bersama digelar di Happy Land, Cibalung, Cipaku arah Sukabumi dari Bogor melalui jalur alternatif Cijeruk. Meski di bawah terik panas matahari, namun kemeriahan makan bersama tetap terasa.

Petangnya, rombongan meninggalkan Cibalung menuju sebuah rumah gedong di Perumahan Rancamaya untuk menginap. Dengan atmosfir semilinya  angin pegunungan dan panorama bebas hambatan menikmati indahnya Gunung Salak, para peserta liburan keluarga KBKK ini diajak merasakan hangatnya pertemanan dan tali silahturami antaranggotanya.

Di situ tak ada label dokter, direktur, pengusaha, guru, wartawan, perawat, penulis, eksekutif. Karena semuanya merasa diri bersatu dalam semangat yang sama: KBKK. Semua peserta liburan merasa ambyuk, menyatu mesra dalam sebuah persahabatan yang tulus.

Ibu-ibu bergiat menyiapkan menu makanan, sementara bapak-bapak asyik ngobrol ngalor-ngidul memperbincangkan issue yang lagi hangat pekan lalu: harga BBM naik.

Yang lain dibuat sibuk membuat menu istimewa untuk makan malam: telur dadar pete. Ternyata racikan Pak Parman Suryadi mengolah menu khas beraroma harum namun berakhir dengan ‘sangat semerbak’ di akhir makan malam bersama sungguh laris manis. Banyak penikmat pete minta jatah tambah alias minta dibuatkan telur dadar pete.

Duren pun tak ketinggalan. Acara belah duren digelar menjelang petang hari.

Berdoa bersama                                                                                                                                        Meski mengusung label acara liburan keluarga, tak berarti keluarga KBKK meninggalkan ciri khasnya sebagai sebuah komunitas katolik. Doa malam disertai renungan membaca teks kitab suci menjadi acara penutup hari sebelum tidur. Esok hari, kontemplasi di tengah semilirnya angin pegunungan juga membuka perjalanan hari baru.

Salah seorang peserta bahkan mensyeringkan pengalaman istimewanya. Baru kali itu dia bisa duduk tenang menikmati alam, sembari berkontemplasi. Padahal, hari-hari lain dia sudah disandera oleh kesehariannya yang makan tenaga, pikiran, dan emosi. Sampai-sampai, katanya di forum syering iman, tak jarang sering minum ‘obat ngantuk’ agar matanya bisa terpejam dan terlelap dalam tidur.

Di acara liburan KBKK, entah mengapa, ibu ini mengaku hepi dan bisa tidur nyenyak kendati hanya beralasan matras di atas lantai berdesakan dengan para peserta liburan lainnya.

Share.

About Author

Anggota Pokja Humas dan Dokumentasi KBKK

Leave A Reply