Kisah tentang Agats Asmat: Saudara-Saudara Baru KBKK di Pedalaman Agats Asmat (1)

0

KALI ini, misi tim kecil KBKK ke Keuskupan Agats hanya terdiri dari lima orang saja. Yakni, dr Irene Setiadi, Lily Marcela, Hendra Kosasih, dan Mathias Hariyadi. Semua datang dari wilayah Jabotabek.

Ikut bersama tim kecil ini adalah Sr. Sylvia KFS, suster provinsial (pimpinan) Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Sambas (KFS) dari Kalimantan Barat. Sr. Sylvia KFS datang langsung dari Pontianak –pusat provinsi KFS—dan bergabung dengan tim kecil KBKK ke Keuskupan Agats dengan sebuah tujuan mulia.

Yakni, menegaskan kembali komitmen KFS untuk mengutus setidaknya 2 suster biarawati KFS berkarya di Keuskupan Agats.

Untuk itulah, kami berlima dengan semangat besar meninggalkan Jakarta, Senin menjelang tengah malam dengan pesawat Airfast menuju Timika di Papua. Di sana sudah menunggu Bapak Uskup Diosis Agats yakni Mgr. Aloysius Murwito OFM.tim kbkk di timika

Selepas tengah malam, melesatlah pesawat Airfast menuju Makassar. Perut pesawat tambah penuh oleh penumpang yang mayoritas adalah para karyawan dan relasi PT Freeport Timika Papua.

Pukul 02.30 dinihari Waktu Indonesia Tengah, Airfast mendarat sangat mulus di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Ngantuk sejenak hilang seketika, karena semua penumpang harus turun.

Tidak lama, hanya 30 menit saja. Dan waktu sekejap ini pun sudah dimakan habis oleh kebingungan kami menemukan di Gate berapa kami harus melakukan proses boarding lagi menuju Timika, Papua. Maklum, bandar udara ini masih dalam tahap pemekaran dan penataan ulang.

Menjelang subuh, pesawat Airfast kembali membelah langit hitam udara Makassar. Kurang lebih 2 jam 45 menit kemudian, pesawat carteran PT Freport ini berhasil mendarat mulus di Bandar Udara Internasional Moses Kilangin di Timika, Papua.

Airfast dan pesawat Pilatus AMAWaktu sudah menunjukkan pukul 09.00 Waktu Indonesia Timur.

Di luar terminal kedatangan, yang segera tercium adalah hawa panaaas banget.

Istiarto dari Unika Soegijapranata Semarang

Bapak Uskup Mgr. Aloysius Murwito segera datang menjemput dan mengurusi bagasi kami yang begitu banyak untuk bisa segera diproses di Terminal Kedatangan Pesawat Lokal –khususnya AMA (Associated Mission Aviation), maskapai penerbangan komersial milik Konsorsium Lima Keuskupan di Papua yakni Merauke, Jayapura, Timika, Agats, dan Sorong.

Di pelataran terminal pesawat lokal inilah, rombongan KBKK berkenalan dan bertemu dengan Albertus Istiarto dari Unika Soegijapranata Semarang. Dia datang ke Keuskupan Agats lebih sebagai kunjungan kenangan, karena beliau pernah berkarya di Paroki Atsj, Keuskupan Agats selama 6 tahun.

Istiarto di TimikaTentu saja bukan Istiarto namanya, kalau tidak pernah membuat heboh di  kawasan itu tahun 1982-1983an. Sebagai Ketua Komisi Justice and Peace Keuskupan Agats waktu itu di bawah Bapak Uskup Mgr. Alphonse Sowada OSC, Istiarto menggebrak kelompok mafia pembabat hutan di kawasan terpencil di Kabupaten Agats dengan berita-berita eksklusif liputan Kompas dan Suara Pembaruan.

Karena hal itu, dia menjadi ‘musuh’ bagi aparat dan pejabat seantero Papua dan sempat diinterogasi macam-macam. Tapi dia maju terus dan bahkan sekali waktu harus menemani lima intel Kopassus kiriman Jenderal (alm) Benny Moerdani untuk keperluan investigasi kasus pembalakan hutan oleh perusahaan pemegang HPH itu.

Setelah kami berpisah rombongan karena bersama Bapak Uskup Mgr. Aloysius Murwito OFM kami bertolak menuju Atsj dan kemudian ke Sagare lalu kembali lagi ke Atsj, di hari ke-4 misi KBKK ke Agats kami bertemu Istiarto lagi di Yaosakor.

Disana saudara baru KBKK ini tengah mendampingi dua mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang yakni Elkana dan Edo yang lagi menjalani semacam live in exposure program dengan berbagai ilmu tentang masalah hukum dan teknologi pangan.

Tim KBKK dan pesawat AMA

Pada perjalanan kami menuju Sawaerma dan Yanmas, Istiarto bergabung dengan tim KBKK. Sayang di Sawaerma kami gagal bertemu Pastur Vins OSC di Sawa, karena tlisipan. Sementara perjalanan kami menuju Yanmas dibatalkan, karena speedboat kami macet di jalanan karena businya ngadat.

Dalam tim misi kasih KBKK ke Keuskupan Agats ini, kami menemukan saudara baru yakni Istiarto –dosen Unika Soegijapranata Semarang—dan dua mahasiswanya: Edo dan Elkana.

Tuhan memberi banyak berkah berupa saudara-saudara baru dalam tubuh KBKK.

Tentu, perjumpaan kasih di tanah Agats Asmat ini akhirnya bisa terlaksan berkat  jasa  baik dan kemurahan PT Airfast Indonesia –melalui Ibu Irma—yang  berkenan telah mengakomodasi kebutuhan transportasi untuk 5 tim KBKK dari Jakarta-Makassar-Timika dan Timika-Makassar-Surabaya-Jakarta dengan selamat dan nyaman. (Bersambung)

Photo credit:

  • Misi KBKK ke Keuskupan Agats 17-27 June 2013: Istiarto Unika Soegijapranata; tim KBKK terdiri dari M. Hariyadi, Sr. Sylvia KFS, Lily Marcela, dr. Irene Setiadi, Hendra Kosasih, Uskup Agats Mgr.  Aloysius Murwito OFM;
  • Tim KBKK duduk sabar menunggu kedatangan pesawat AMA;
  • Albertus Istiarto dari Unika Soegijapranata Semarang bersama dr. Irene Setiadi dan Hendra Kosasih tercenung dalam penantian menunggu kedatangan pesawat capung tipe Pilatus milik AMA;
  • Tim KBKK bersama seorang dokter pedalaman di depan pesawat tipe Pilatus milik Associated Mission Association/AMA di Bandara Udara Moses Kilangin di Timika, Papua, menjelang terbang ke pedalaman Agats.  (Sesawi.Net & Pokja Kominfo KBKK/Mathias Hariyadi)

Share.

About Author

Anggota Pokja Humas dan Dokumentasi KBKK

Leave A Reply